Selasa, Desember 17, 2013

Tapering Terjawab di Penghujung Tahun?

Monexnews - Pekan ini, fokus perhatian pelaku pasar akan terpusat pada salah satu agenda penting di penghujung tahun 2013. Event tersebut tidak lain adalah pertemuan Dewan Kebijakan Federal Reserve yang akan berlangsung selama dua hari sejak Rabu (18/12) waktu Amerika Serikat. Poin pembahasan yang paling ditunggu tentunya putusan tentang wacana pengurangan stimulus atau tapering, yang selama tiga kuartal terakhir menjadi motor penggerak utama di pasar keuangan dunia.
Sejak pertama kali diluncurkan oleh bank sentral, program pembelian obligasi berdampak baik terhadap kinerja harga saham sepanjang 2013. Pengurangan stimulus di penghujung tahun tentunya akan mengganggu momentum kenaikan grafik indeks utama Wall Street dan rentan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Beberapa pihak meyakini langkah pengetatan moneter akan dimulai bulan ini. Salah satunya adalah Berenberg Bank, yang melihat peluang tapering dan no tapering makin berimbang jadi 50:50.
Sejak pertama kali merilis program pembelian obligasi senilai $85 miliar per bulan sejak September 2012, bank sentral belum sekalipun mengerem misi pelonggaran moneternya. Kebijakan yang dikategorikan ke dalam quantitative easing atau QE ini menandai program moneter jilid III sejak krisis keuangan melanda di tahun 2008. Lebih dari itu, QE seakan menjadi bahan bakar utama bagi ketiga indeks saham di New York pasca menyentuh titik nadirnya di bulan Maret 2009.
Awal Volatilitas Saham
Sejak Kepala the Fed, Ben S. Bernanke pertama kali mengeluarkan wacana penarikan stimulusnya di bulan Mei, indeks harga saham langsung mengalami gejolak. Kala itu dalam pidatonya sang bos bank sentral membuka peluang tapering 'dalam beberapa pertemuan ke depan'. Istilah tersebut menimbulkan begitu banyak spekulasi di pasar karena tidak ada seorangpun yang tahu kapan tapering diputuskan atau parameter apa yang dipakai oleh dewan kebijakan bank sentral sebelum mengetuk palu moneternya.
Entah dari mana munculnya, beredar kabar kuat kalau tapering siap dilakukan pada pertemuan bulan September. Beberapa gubernur Fed memang melempar spekulasi itu ketika ditanya oleh awak media, namun tidak ada satupun yang terkonfirmasi. Volatilitas di pasar saham semakin tinggi jelang detik-detik menentukan pada pengumuman hasil rapat kebijakan 3 bulan lalu. Kekhawatiran pasar akhirnya tidak terbukti karena bank sentral akhirnya tetap mempertahankan strategi moneter longgar tanpa mencabut stimulusnya.
Tapering seakan menjadi sumber ketakutan tak berujung bagi pelaku pasar saham di tahun 2013 ini. Sama seperti sebelumnya, indeks-indeks utama di Wall Streen memang sempat menguat pasca gugurnya realisasi tapering di bulan September. Namun semakin mendekati pertemuan Desember, Dow Jones dan S&P500 perlahan ikut melemah karena investor takut pengurangan stimulus benar-benar terjadi sebelum datangnya tahun baru.
The Fed terus mempermainkan psikologi investor dengan sikap ketidaktegasannya. Entah karena takut untuk memberi kepastian atau memang tidak punya pegangan pasti, Ben S. Bernanke masih juga mengutarakan statement yang sama bahwa "kebijakan suku bunga rendah dan stimulus sangat tergantung pada laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat". Namun bagi investor yang tidak terlalu ambil pusing dengan sinyal-sinyal yang sifatnya verbal, ada baiknya tetap berpegangan pada parameter yang bisa membuat skenario penarikan stimulus terbukti. Adapun tolok ukur yang dapat dijadikan acuan adalah data tenaga kerja dan inflasi, karena keduanya merupakan landasan kebijakan dana murah dalam setahun terakhir. Komite kebijakan sebelumnya sudah menyebutkan bahwa suku bunga acuan baru akan dikerek apabila rasio pengangguran turun ke level 6.5% dan inflasi meningkat ke level 2.5%. Target itu bisa dibilang masih jauh dibandingkan rasio pengangguran dan inflasi terkini yang masing-masing bertengger di level 5.8% dan kisaran 1%. Level ideal untuk sektor tenaga kerja bahkan terbukti sulit dicapai dalam jangka pendek dan menengah meskipun data non-farm payrolls beberapa bulan terakhir terus positif.
Pertanyaan seputar wacana tapering akan terjawab pada pertemuan pekan ini. Efek dari keputusan bank sentral akan tetap sama seperti pasca hasil pertemuan-pertemuan sebelumnya. Apabila stimulus tidak jadi dikurangi, maka indeks saham diyakini melonjak lagi sampai pada waktu di mana isu tapering mencuat kembali. Namun jika bank sentral nantinya bersikap berani, bursa ekuitas akan meresponnya dengan penurunan kinerja. Dinamikanya akan terus seperti itu sampai perekonomian Amerika benar-benar pulih ke level pra-krisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semua Informasi disini besifat edukasi. bersumber dari link dan website terpercaya. semoga berguna.